Senin, 30 Mei 2011

Lionel Messi...Keindahan Mahakarya Sang Ilahi dalam Sepakbola

sugengsetyawan.blogspot.com

Keindahan terhadap suatu objek pasti bersifat subjektif, karena tergantung dari subjek (dalam hal ini manusia) yang melihat dan mengamati objek tersebut.
Dalam tataran filsafat, rumusan yang terkenal dari St. Thomas Aquinas adalah "Keindahan berkaitan dengan Pengetahuan". Pengetahuan akan sepakbola dan sedikit sejarah dan latar belakang seorang Lionel Messi sebagai objek yang kulihat dan kuamati adalah relevan sebagai alasan untuk mengaitkannya dengan keindahan. Berdasarkan pemahaman tersebut maka jelaslah bagiku bahwa sepakbola dan Lionel Messi sebagai suatu objek adalah juga sebuah keindahan.
Seperti halnya segala keindahan yang ada di bumi ini, semua ada karena diciptakan oleh Sang Ilahi, oleh karena itu perasaan subjektifitas manusia akan keindahan juga adalah bersifat Ilahi karena diciptakan sendiri oleh-Nya dalam diri setiap manusia. Segala hal ataupun materi yang indah pasti bersifat Ilahi. Dalam pemahaman yang sederhana inilah aku berani mengatakan bahwa Lionel Messi dan Barcelona FC adalah Keindahan Mahakarya Sang Ilahi dalam Sepakbola.

Lionel Messi, bocah yang dilahirkan di Rosario, Argentina 24 Juni 1987 adalah objek yang memiliki tingkat keindahan yang tinggi. Keindahan itu timbul pertama-tama dari kemiskinan yang melilit keluarganya seperti umumnya masyarakat di kota Rosario pada waktu itu, kemiskinan membuat orang tuanya tidak mampu memberikan perawatan medis yang layak karena penyakit kekurangan hormon yang dideritanya sejak lahir kedunia ini. Messi kecil ditolak di banyak klub karena penyakit yang dideritanya tidak memungkinkan untuk menjadi seorang pesepakbola yang handal, penyakit itu membuatnya tidak bisa tumbuh secara normal seperti anak-anak lain seusianya. Tetapi Messi kecil tidak pernah berhenti bermimpi....bahkan tanpa kenal lelah ditengah segala keterbatasan tersebut ia tetap bermain bola dari satu klub ke klub lainnya. Bermain bola baginya adalah sebuah kebahagiaan, ia tidak pernah merasa terbebani dengan keterbatasan fisik dan ekonomi keluarga untuk mengolah si kulit bundar...setiap hari ia berani untuk terus bermimpi....entah disadari atau tidak...jelas..ia telah memilih untuk tidak berkompromi terhadap realita yang dihadapinya...ia memilih untuk meraih mimpinya...mungkin karena di usia itu ia sudah menyadari bahwa Tuhan Allah yang memberkatinya bakat bermain bola pastilah akan membantunya dan mendampinginya setiap saat.

Keindahan kedua adalah fakta bahwa ketika berusia 12 tahun ia sudah harus meninggalkan keluarganya untuk masuk akademi sepakbola La Masia milik klub Barcelona. Tidak terbayangkan hidup jauh dari sang ibu di sebuah negeri asing, justru diusia disaat ia sangat membutuhkan kehadiran seorang ibu. Ia berjuang untuk meraih mimpinya walau ia ia tahu bahwa ia harus mengorbankan "naluri seorang anak" yang sangat membutuhkan kehadiran sang ibu. Di usia itu ia telah berani mengambil sebuah pilihan hidup, dan yang paling indah adalah keberaniannya mengambil segala resiko sebagai konsekuensi logis dari pilihanya itu.

Keindahannya yang ketiga tidak lain dan tidak bukan adalah bakat alamiah yang dimilikinya sebagai pemain sepakbola. Ia sangat indah karena ia mampu melakukan hal-hal yang hampir mustahil menjadi nyata, ia mampu membuat sesuatu yang mustahil untuk dilakukan manusia menjadi mungkin untuk dilakukan. Semua manusia yang mengklaim diri sebagai pencinta sepakbola pasti memahami momen-momen apa saja yang pernah dilakukan Messi dengan "sentuhan ajaibnya" di lapangan sepakbola...ia memang sungguh-sungguh titisan Sang Maestro...Diego Armando Maradona.

Keindahannya yang keempat adalah ekspresinya dalam setiap pertandingan, ia menunjukkan jiwa sportifitas level tinggi di usia yang sangat muda, berkali-kali ia dikasari dan dijatuhkan dengan menghalalkan segala cara oleh pemain lawan..ia selalu bangkit berdiri dan terus berlari...tidak pernah ia marah-marah sambil memaki wasit maupun pemain lawan yang berusaha mematikannya dengan segala cara.Bahkan Arsene Wenger pernah mengatakan Messi bermain bola ibarat anak-anak di Taman Kanak-kanak yang tidak perduli pada suasana disekitarnya, tetap bergembira dan bersemangat. Ia bermain dengan segenap hati...dengan segenap jiwanya...dengan segenap cintanya...kepada sepakbola itu sendiri.

Keindahannya yang kelima adalah kerendahan hatinya yang luar biasa. Walaupun dari sepakbola ia telah memiliki segalanya ia tidak pernah lupa dari mana ia berasal. Dalam biografi di akun facebooknya ia menulis "Berapapun jumlah gelar, trofi, dan penghargaan, aku akan selalu menjadi anak-anak yang tumbuh di Rosario, Santa Fe, Argentina" (Bola, Kompas.com).
Sebagai konsekuensi logis atas kesederhanaan hidupnya ia mendirikan Yayasan "The Leo Messi Foundation" sebuah lembaga amal untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak. Ia tidak pernah terjebak dalam gaya hidup hedonis seperti layaknya gaya hidup foya-foya para bintang sepakbola dunia yang bersinar di Eropa.

Keindahannya yang keenam adalah kemampuannya untuk selalu mensyukuri setiap keberhasilan maupun kegagalan dalam perjuangannya di lapangan hijau. Sebagai penganut Agama Katolik yang taat dengan cara yang sangat sederhana ia selalu membuat tanda salib baik disaat ia berhasil mencetak gol...bahkan disaat ia gagal mencetak gol...disaat ia dan timnya kalahpun ia selalu membuat tanda salib sebagai ungkapan syukur sekaligus ungkapan spiritualitas bahwa hasil akhir sebuah perjuangan adalah kehendak-Nya juga yang terjadi. Kemampuan untuk melihat Allah dalam sebuah kegagalan itulah yang membuatnya indah sebagai manusia yang sederhana. Itulah beban salib yang ia panggul dengan setia..susah payah...sampai akhir pertandingan.

Itulah keindahan-keindahan yang bisa "kupetik" dari seorang bocah bernama Lionel Messi. Proficiat untuk gelar Champions ke-4 yang kau raih tahun ini bersama Barcelona FC....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cari Blog Ini